Jasa Mediasi Kartu Kredit: 3 Cara

<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"></span>
Suatu hari di bulan Januari lalu, seorang ibu muda bernama Tuti, 29 tahun, datang ke tempat saya dengan membawa persoalannya. Sebagian besar yang ingin ia bicarakan adalah masalah pengelolaan anggarannya, yaitu bagaimana mengatur pemasukan dan pengeluarannya (ibu muda ini punya penghasilan tidak sampai Rp 2 juta). Setelah itu, pembicaraan kami juga menyinggung mengenai masalah kartu kreditnya. Ia punya tiga kartu kredit, yang masing-masing memiliki saldo hutangnya sendiri-sendiri. Setiap bulan, ia biasa membayar minimum untuk masing-masing tagihannya. Pada saat ini saldo hutangnya sebesar hampir Rp 1,5 juta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Apakah pada saat ini Anda punya uang untuk membayar semua itu?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Maksud Anda, bayar lunas, begitu?" tanyanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Betul, bayar lunas."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuti ragu sebentar. "Yah, ada, sih.", katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Tapi?" tanya saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Tapi itu."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Tapi apa?" tanya saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Tapi nggak seberapa."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Oh, ya?" kata saya sambil melihat lagi ke jumlah tagihannya. "Berapa uang tunai yang Anda miliki sekarang?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Sekitar Rp 1 juta. Itu juga untuk persediaan dana cadangan."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya berpikir, kalau dia membayar tagihan kartu kreditnya dengan uang yang ada sekarang, maka ia tidak akan punya sisa untuk persediaan dana cadangannya. Dana cadangan sebesar Rp 1 juta saja tidak cukup besar, apalagi kalau uang itu masih dipakai untuk membayar tagihan kartu kredit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Begini saja" kata saya. Saya lalu mengambil sebuah kertas, dan membuat empat kolom. Pada kolom pertama, saya memintanya menulis nama dari masing-masing bank penerbit kartu kreditnya. Pada kolom kedua, saya minta ia untuk menulis jumlah yang masih menjadi hutangnya pada setiap kartu. Pada kolom ketiga, saya minta ia menulis berapa suku bunga yang dibebankan oleh masing-masing bank penerbit. Di kolom keempat, saya memintanya menulis berapa pembayaran minimal yang harus ia bayar pada setiap tagihan. Dibawah ini adalah hasilnya:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bank Penerbit --- Saldo Hutang --- Suku Bunga --- Jumlah Pembayaran Minimal</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bank A --------------- 529.100 --------------- 2,75% --------------- 52.910</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bank B --------------- 717.513 --------------- 2,50% --------------- 71.752</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bank C --------------- 203.000 --------------- 3,10% --------------- 50.000</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jumlah ------------ 1.449.613 -------------------------------------- 174.662</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertama-tama, Anda bilang bahwa Anda tidak punya cukup uang untuk membayar tagihan ini secara lunas. Betul?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Betul."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kalau begitu, kita akan mencicil saja," kata saya. "Berapa penghasilan Anda setiap bulan?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Rp 1,8 juta per bulan."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Oke. Apa yang harus Anda lakukan sekarang adalah dengan menyisihkan jumlah uang tertentu setiap bulan, untuk digunakan membayar Tagihan Kartu Anda. Tentunya, jumlah itu harus lebih besar daripada jumlah yang harus Anda bayar untuk pembayaran minimum Anda."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Minimum saya Rp 175 ribu."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4j6-JVUbovapsacCgGb02wuyBORV29No1ay6ZeeB1eAIp1t7MpiK1WPNFKwchTybLDJdZtFv67ROB8mMyYFz-eIanUO-aPYIKmd3gzyYDPz_AmLrizqTVOZZBs4hUPIkM9Hi16KtVqmc/s1600/hutang-kartu-kredit.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4j6-JVUbovapsacCgGb02wuyBORV29No1ay6ZeeB1eAIp1t7MpiK1WPNFKwchTybLDJdZtFv67ROB8mMyYFz-eIanUO-aPYIKmd3gzyYDPz_AmLrizqTVOZZBs4hUPIkM9Hi16KtVqmc/s1600/hutang-kartu-kredit.jpg" width="188" /></a></span></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Tuti 29 Tahun</span></span></td></tr>
</tbody></table>
"Kalau begitu, Anda harus menyisihkan jumlah yang lebih besar dari pembayaran minimum Anda. Ini supaya hutang Anda bisa cepat habis, sehingga Anda tidak akan terus menerus terkena bunga. Bukan begitu?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuti 29 Tahun</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuti mengangguk. Disini ia setuju dengan saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Berapa yang harus saya sisihkan setiap bulan?" tanyanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Terserah Anda," kata saya. "Dua ratus, tiga ratus, makin besar makin baik. Tapi saran saya, coba saja Anda sisihkan sebesar 30 persen dari penghasilan Anda."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuti berpikir sebentar. "Penghasilan saya sekitar Rp 1,8 juta sebulan."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya menghitung di kalkulator. "Tigapuluh persennya berarti Rp 540 ribu per bulan"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Hah!!???" Tuti melongo.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Besar sekali. Hahh sampai sebesar itu yang harus saya sisihkan untuk membayar hutang?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Anda mau cepat habis tidak hutangnya? Kalau hutang itu tidak cepat habis, Anda akan terus kena bunga. Kuncinya disini adalah bahwa hutang Anda harus dibuat makin kecil dan makin kecil."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuti berpikir sebentar. "Okelah"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Terus bagaimana pembagiannya?" kata Tuti lagi. "Apa saya harus bagi uang Rp 540 ribu untuk membayar semua kartu secara sama besar?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Tidak, Bu Tuti. Begini. " kata saya. "Pertama-tama, bayar semua kartu Anda secara minimal."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuti melihat lagi ke kertasnya. "Itu berarti, total adalah Rp 174.662."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Betul. Sekarang berapa sisanya? Rp 540.000 dikurang 174.662?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuti menghitung di kalkulatornya. "Rp 365.338"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Oke gunakan sisa uang Rp 365.338 itu untuk digunakan membayar kartu yang suku bunganya paling besar."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Lho bukan yang saldo hutangnya paling besar?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Bukan, Bu Tuti. Yang suku bunganya paling besar."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuti menoleh ke kertasnya. Kartu yang suku bunganya paling besar adalah yang di Bank C. Bunganya 3,10 persen per bulan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kebanyakan orang mengira bahwa prioritas pertama harus ditujukan ke kartu yang saldo hutangnya paling besar. Sebetulnya tidak, prioritas pertama harus ditujukan ke kartu yang men-charge suku bunga yang paling besar. Ini karena suku bunga adalah biaya yang harus Anda bayar. Jadi, wajar kalau Anda membayar kartu yang suku bunganya paling besar terlebih dahulu." Kata saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuti berpikir sebentar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Tapi kartu saya yang C ini saldo hutangnya adalah Rp 203.000. Padahal jatah sisa uangnya tadi Rp 365 ribu"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Masih ada sisa berarti," kata saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Dikemanakan, nih, sisanya?" tanyanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Untuk membayar kartu yang membebankan suku bunga besar berikutnya," kata saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian pembaca. Tuti akhirnya bisa menghabiskan hutang kartu kreditnya dalam waktu empat bulan. Sebagai alternatif, bila Tuti ingin membayar kartu kreditnya secara penuh, ia juga bisa mencari aset lain yang ia miliki untuk bisa dijual, dan uangnya bisa digunakan untuk membayar hutang-hutangnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi pembaca, bayar tagihan kartu Anda secara lunas. Kalau Anda tidak punya uang, cari aset apa yang bisa Anda jual untuk membayar tagihan itu. Ini karena tagihan Anda akan berbunga, dan bunga itu akan berbunga lagi. Begitu seterusnya. Semua aset yang Anda miliki harus digunakan untuk meringankan - bahkan menghapus - hutang Anda. Bila Anda tidak bisa membayar tagihan Anda secara lunas, maka anggarkan sekitar 30 persen dari penghasilan Anda setiap bulan, dan gunakan itu untuk membayar tagihan kartu kredit Anda secara minimal, dan gunakan sisanya untuk membayar kartu yang suku bunganya paling besar.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>

Cara Pertama, Anda Harus bayar Lunas Hutang Anda

Suatu hari di bulan Januari lalu, seorang ibu muda bernama Tuti, 29 tahun, datang ke tempat saya dengan membawa persoalannya. Sebagian besar yang ingin ia bicarakan adalah masalah pengelolaan anggara…

<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Bayar tagihan Anda dengan mengambil hutang baru. </b>Ini populer dengan sebutan "<b>gali lubang tutup lubang</b>." "Wah, Pak nggak bener nih," begitu mungkin pikir Anda. "Masa iya saya harus tutup hutang dengan berhutang lagi pada yang lain," begitu pikir Anda lagi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbcErkcz91jnEbYGeXQ9Pz936QQucd2P3A6BTTMofcXyZXAI2oG7XFaNAGz3BpkCiYmFt2Qyjpri5B7atoorf0sOacMYgSPrpptrR6E9Th7f0FYZuerW8_31Z9rm4GD3V1P6jXCPui_48/s1600/gali+lubang+tutup+lubang.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="267" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbcErkcz91jnEbYGeXQ9Pz936QQucd2P3A6BTTMofcXyZXAI2oG7XFaNAGz3BpkCiYmFt2Qyjpri5B7atoorf0sOacMYgSPrpptrR6E9Th7f0FYZuerW8_31Z9rm4GD3V1P6jXCPui_48/s1600/gali+lubang+tutup+lubang.jpg" width="320" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya ingatkan disini bahwa tujuan strategi "<b>gali lubang tutup lubang</b>" adalah untuk meringankan beban hutang Anda secara cepat. Strategi ini tidak akan membuat saldo hutang Anda berkurang, tapi meringankan beban bunga yang harus Anda bayar. Jadi, strategi ini bisa digunakan tidak hanya dalam membayar hutang kartu kredit, tetapi juga dalam hutang-hutang Anda yang lain. Strategi "gali lubang tutup lubang" akan efektif asalkan ada dua syarat yang terpenuhi: </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1.        Jumlah pinjaman Anda yang baru TIDAK LEBIH dari saldo pinjaman Anda yang lama. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2.        Suku bunga dari pinjaman Anda yang baru HARUS LEBIH KECIL daripada suku bunga pinjaman yang saat ini sedang Anda bayar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lihat, gali lubang tutup lubang tidak selalu jelek, kan? Dengan memenuhi kedua syarat tersebut diatas, maka Anda bisa meringankan beban hutang Anda. Begitu juga dalam pemakaian kartu kredit. Bagaimana prakteknya dalam pembayaran kartu kredit Anda? Kalau Anda punya saldo hutang kartu kredit, maka pada saat ini ada beberapa bank yang menawarkan jasa pemindahan saldo hutang dengan suku bunga yang lebih kecil. Dimana disini Anda bisa memindahkan saldo hutang kartu kredit Anda kepada bank tersebut, dan untuk selanjutnya Anda cukup membayar tagihan itu dengan suku bunga yang lebih rendah dibanding suku bunga pada kartu kredit Anda. Jadi, keuntungannya disini Anda akan mendapatkan 'pemotongan' suku bunga. Lumayan, kan? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi harus di ingat bahwa strategi ini adalah cuma solusi sementara, dimana tujuan Anda adalah untuk meringankan beban hutang kartu Anda. Biar bagaimanapun, Anda tetap perlu membayar tagihan hutang Anda. Dan perlu diperhatikan juga, supaya jangan langsung percaya dengan suku bunga rendah yang ditawarkan oleh bank-bank tersebut. Perhatikan dan baca baik-baik penawaran yang diberikan oleh bank tersebut, sebelum Anda mengambil keputusan untuk memindahkan saldo hutang kartu kredit Anda. </div>
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>

Cara Kedua, Anda Gali Lubang tutup Lubang

Bayar tagihan Anda dengan mengambil hutang baru. Ini populer dengan sebutan "gali lubang tutup lubang." "Wah, Pak nggak bener nih," begitu mungkin pikir Anda. "Masa iya saya harus tutup hutang dengan…

Cara Pertama, Anda Harus bayar Lunas Hutang Anda

Cara Kedua, Anda Gali Lubang tutup Lubang

Cara Ketiga, Bayar Setiap Tagihan Dengan Lunas Dan Atur Pemakaian Anda